COST OF
CAPITAL
(BIAYA
PENGGUNAAN MODAL)
Cost of Capital; untuk menentukan besarnya biaya yang secara
riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber.
1. Hutang Jangka Pendek :
Pada dasarnya hutang jangka pendek yang terdiri dari
hutang perniagaan (trade accounts payable), hutang wesel dan kredit jangka pendek dari bank.
Kalau kita gagal membayar tepat pada waktunya, kita kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan “cash discount”
Contoh : 1
Cash discount
yang hilang selama setahun Rp 5.000,- dan hutang perniagaannya rata-rata Rp
50.000,- maka biaya perniagaan sebelum pajak :
Biaya Hutang = Rp 5.000/Rp 50.000,- = 10%
Misalkan
tingkat pajak perseroan (taxe rate) 40%, maka biaya hutang setelah pajak dapat
dihitung sebagai berikut :
Biaya
hutang setelah pajak = 0,10 x ( 1 –
0,40 ) = 0,10 x 0,60 = 0,06 = 6%
Contoh : 2
Perusahaan
pinjam ke Bank sebesar Rp 1.000.000,-
Umur pinjaman
8 bulan, tingkat suku bunga 2 % per bulan
Aktiva yang
dijaminkan pinjaman harus diasuransikan selama umur kredit dengan premi Rp
50.000,-, tingkat pajak 50%
Perhitungan
Biaya Hutang (Pinjaman) :
Pinjaman
Nominal …………………………………………………… Rp 1.000.000,-
Biaya : a.
Beban Bunga …… Rp 1.000.000 x 2% x 8 =
Rp 160.000,-
b. Premi
asuransi …………. ……………… = Rp 50.000,-
Jumlah Biaya ………………. Rp
210.000,-(-)
Pinjaman yang
diterima sesungguhnya ……………………………… Rp
790.000,-
Biaya Hutang
Bank =
Rp 210.000 ( : ) Rp 790.000,-
= 0,2658 = 26,58 % / tahun
Jadi Biaya
Hutang per bulan = .0,2658 / 8 bln =
0,0332 = 3,32%/bulan.
2. Hutang Jangka Panjang
(Obligasi ):
Surat
tanda pengakuan hutang perusahaan kepada investor, degan tingkat suku bunga
tetap, pada periode tertentu.
Contoh : 3
Perusahaan akan mengeluarkan obligasi dengan harga
nominal per lembar Rp 10.000,- umur 10 tahun. Hasil penjualan obligasi neto
yang diterima sebesar Rp 9.700,-, bunga atau coupon obligasi per tahunnya 4%,
tingkat pajak 40%.
Biaya
obligasi, sbb :
- Dana rata-rata yang tersedia yang akan digunakan selama 10 tahun adalah sebesar
= Rp 9.700,- +
Rp 10.000,- / 2 = Rp 9.850,-
- Beban :
Beban bunga per tahun Rp 10.000,- x
4% …………………….. Rp 400,-
Biaya Extra (selisih) Rp 10.000,- - Rp
9.700,- = Rp 300/10 th = Rp 30,-(+)
Jumlah ………………… = Rp 430,-
- Biaya Obligasi sebelum pajak ;
= Rp 430,- / Rp 9.850,- = 4,36%
ATAU
P0 – P1
C +
n
P1 + P0
2
10.000 – 9.700
400 + 400 +
30 430
10 = = = 4,36%
9.700 + 10.000 9.850 9.850
2
- Biaya obligasi setelah pajak :
= 4,36 % (1 – 0,40) = 2,62%
ATAU
Biaya Obligasi
dengan Present Value ( P.V.) : Interpolasi :
Tingkat
bunga 4% :
Bunga tahunan
selama 10 tahun ……………… = Rp 400 x 8,11 *
= Rp 3.244,-
Pembayaran
pinjaman pokok pada akhir –
Tahun ke
10 ……………………………… = Rp 10.000 x 0,67556
** = Rp 6.756,-
P.V.
…………….. = Rp 10.000,-
Tingkat
bunga 6% :
Bunga tahunan
selama 10 tahun ……………… = Rp 400 x 7,36009 = Rp
2.944,-
Pembayaran
pinjaman pokok akhir –
Tahun ke
10 ………………………………… = Rp 10.000,- x 0,55839 = Rp 5.584,-
P.V. …………………….. = Rp 8.528,-
Selisih Bunga Selisih PV SelisihPV dari outplow
dengan inflow
4%
Rp 10.000,- Rp 10.000,-
6% Rp 8.528,- Rp 9.700,-
Selisih 2%
Rp 1.472,- Rp 300,-
300/1.472 x 2% = 0,4%
r = 4% + 0,4% = 4,4%
Biaya Obligasi sebelum
pajak = 4,4%
Biaya Obligasi setelah
pajak = 4,4% ( 1 – 0,40 ) = 2,64%
Catatan :
(tanda negatif abaikan)
- * [1/(1+0,04)10 – 1] / 0,04 = 8,11 = Present Value Annuity
- * * 1/ (1 + 0,04) 10 = 0,67556 = Present Value
3. Biaya Saham Preferen.
Biaya saham
preferen (cost of preferred stock) =
Dividen per lember saham preferen (Dp) dibagi harga neto (net price) penjualan per lembar saham
preferen baru ( Pn )
Dp
Biaya saham preferen =
Pn
Contoh : 4
Suatu Perusahaan mengeluarkan
saham preferen baru dengan nilai nominal Rp 10.000,- per lembar saham dengan
dividen sebesar Rp 600,-. Hasil Penjualan neto yang diterima dari saham
preferen tersebut sebesar Rp 9.000,-
Rp 600,-
Biaya Saham Preferen = = 6,66%
(sudah termasuk pajak.)
Rp 9.000,-
4. Biaya Laba yang Ditahan
(Cost of Retained Earning)
Besarnya biaya laba ditahan (cost of retained earning) adalah sebesar tingkat pendapataan
investasi (rate of return) dalam
saham yang diharapkan diterima oleh investor, atau dengan kata lain biayanya
dianggap sama dengan biaya penggunaan dana yang berasal daari saham biasa.
Contoh :5
Suatu
perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 400,- per lembar saham dan
dibayarkan sebagai dividen sebesar Rp 200,- . Hasil penjualan saham sebesar Rp
4.000 per lembar saham. Keuntungan dividen dan harga saham mempunyai
pertumbuhan (rate of growth) sebesar 5% setahunnya, dan tingkat pertumbuhan ini
diharapkan akan berlangsung terus. Tingkat pendapatan investasi yang diharapkan
dalam saham sebagai berikut :
Dividen
= + Tingkat
pertumbuhan yang diharapkan
Harga jual
Rp 200
= + 5% = 5% +
5% =
10% (sudah termasuk pajak)
Rp 4.000,-
5. Biaya Emisi Saham Biasa
baru (cost of new common stock)
Adalah
lebih tinggi daripada biaya penggunaan dana yang berasal dari laba yang ditahan
(cost of retained earning) karena
dalam emisi saham baru dibebani biaya emisi (flotation/floating cost).
Biaya emisi saham baru (cost of new common stock) =
Tingkat pendapatn investasi (rate
of return)
yang diharapkan dari saham
biasa
1 - persentase
biaya emisi dihitung dari
harga jual (sebelum dikurangi biaya emisi)
Contoh : 6
Perusahaan akan mengadakan
emisi saham biasa baru dengan harga jual per lembar Rp 4.000,-
Biaya emisi (floating cost) per lembarnya sebesar Rp
400,- sehingga hasil penjualan neto yang diterima sebesar Rp 3.600,- per
lembar.
Rate of Return atau tingkat pendapatan
investasi yang diharapkan dari saham biasa baru sebesar 10%
Rp 400,-
Biaya emisi saham biasa baru = = 10%
Rp 4.000,-
0,10
Biaya
saham biasa baru = = 11,10%
(sudah termasuk pajak)
1 – 0,10
6. Biaya Penggunaan Modal Secara Keseluruhan
(Over-all Cost of Capital/Average Cost of Capital/Combined Cost of
Capital)
Atau Weighted Cost of Capital.
Contoh : 7
Perusahaan mempunyai struktur modal (Dalam Ribuan) sebagai berikut :
Komponen Jumlah
Modal Proporsi/Ratio Biaya
Hutang Jangka Panjang Rp
60.000,- 0.30 6%(sbl pajak)
Saham Preferen Rp
10.000,- 0,05 7%
Modal Sendiri Rp
130.00,- 0,65 10%
Jumlah Rp
200.000,- 100%
Catatan : Pajak perseroan 50%
Jadi Biaya Hutang Setelah Pajak
= 0,06 x (1-050) = 0,30
Perhitungan
Weighted Cost of Capital.
Komponen Jumlah
Modal Biaya Jumlah Biaya
(1) (2) (3) (4=2x3)
Hutang Jangka Panjang Rp 60.000,- 0,03 Rp 1.800,-
Saham Preferen Rp 10.000,-
0,07 Rp 700,-
Modal Sendiri Rp
130.000,- 0,10 Rp 13.000,-
Jumlah Rp
200.000,- Rp 15.500,-
Weighted Cost of Capital. = Rp
15.500,- / Rp 200.000,- = 7,75%
Atau dengan
perhitungan :
Komponen Proporsi/Ratio
Biaya Hasil
(1) (2) (3) (4=2x3)
Hutang Jangka Panjang 0.30 3% 0,0090
Saham Preferen 0,05 7% 0,0035
Modal Sendiri 0,65 10% 0,0650
Jumlah 100% 0,0775
Weighted Cost of Capital =
0,0775 = 7,75%
Contoh : 8
PT ABG mempunyai nerara
bagian Passiva sebagai berikut :
Komponen Nilai Proporsi Biaya
Hutang Dagang Rp 200.000,-
Hutang Tagih Rp 200.000,-
Hutang Lancar
lainnya Rp 60.000,- (+)
Jumlah Hutang
Lancar Rp 460.000,-
Hutang Jangka
Panjang Rp 320.000,- 22%
6%(sblm pajak)
Saham
Preferrent Rp 14.000,- 1% 6%
Saham Biasa Rp 1.120.000,-(+) 77% 10%
Rp 1.454.000,-(+) 100%
Jumlah Ht.&Modal Rp 1.914.000,-
Tingkat pajak
= 50%
Biaya Hutang
setelah pajak = 6% (1-0,50) = 3%
Perhitungan
Weighted Cost of Capital.
Komponen Proporsi/Ratio
Biaya Hasil
(1) (2) (3) (4=2x3)
Hutang Jangka Panjang 0.22 3% 0,0066
Saham Preferen 0,01 6% 0,0006
Modal Sendiri 0,77 10% 0,0770
Jumlah 100% 0,0842
Biaya modal rata-rata = 8,42%
Dalam perhitungan biaya modal
keseluruhan atau biaya modal rata-rata, komponen hutang jangka pendek tidak
dimasukkan, karena perhitungan biaya modal rata-rata digunakan terutama untuk
mengambil keputusan mengenai investasi jangka panjang, seharusnya dibiayai
dengan dana jangka panjang atau dana permanent.
Jika PT ABG memperoleh laba bersih Rp 600.000,- dan dibayarkan sebagai
dividen sebesar Rp 200.000,- dan ditahan sebesar Rp 400.000,-. Untuk
mempertahankan “weigted cost of capital” sebesar 8,42% kita harus
mempertahankan perimbangan (proporsi/ratio)
modalnya. Laba ditahan adalah merupakan komponen modal sendiri jika digunakan
perusahaan, komposisi modal sendiri harus dijaga tetap sebesar 77% dari total
modal, besar dana baru keseluruhan yang diperlukan (22% : 1% : 77%) adalah
sebesar :
Rp 400.000,-/0,77 = Rp 519.480,- dibulatkan Rp 519.000,-
Dengan mempertahankan biaya modal
rata-rat tertimbang sebesar 8,42%, Komposisi harus terdiri dari :
Hutang (22%) …………… Rp 519.000 x 22% = Rp
114.000,-
Saham Preferen
(1%) ……. Rp 519.000 x 1% = Rp
5.000,-
Modal Sendiri
(77%) ……. Rp 519.000 x 77% = Rp 400.000,-
Jumlah …………………………………… = Rp 519.000,-
Perhitungan
Weighted Cost of Capital.
Komponen Jumlah
Modal Biaya Jumlah Biaya
(1) (2) (3) (4=2x3)
Hutang Jangka Panjang Rp 114.000,- 0,03 Rp 3.420,-
Saham Preferen Rp 5.000,- 0,06 Rp 300,-
Modal Sendiri Rp 400.000,- 0,10 Rp 40.000,-
Jumlah Rp
519.000,- Rp 43.720,-
Weighted Cost of Capital. = Rp
43.720,- / Rp 519.00,- = 8,42%
Misalkan perusahaan tersebut
membutuhkan tambahan dana lagi sebear Rp 100.000,- Untuk mempertahankan
struktur modal optimumnya maka kebutuhan tersebut harus dipenuhi dengan modal
sendiri sebesar Rp 77.000,- (77%), saham preferen Rp 1.000,- (1%) dan Hutang
jangka panjang Rp 22.000,- (22%)
Biaya saham preferen tetap 6%,
biaya hutang 3%, biaya saham biasa baru adalah lebih besar daripada biaya saham
biasa atau laba yang ditahan, karena adanya biaya emisi. Misalkan biaya emisi
sebesar 10%. Biaya saham biasa sebagaimana ditentukan dalam contoh : 8, adalah
sebesar 10%.
Dengan demikian maka biaya saham
biasa baru (cost of new common stock) adalah sebesar :
10%/1-0,10 = 11,1%
Berdasarkan biaya saham baru ini
maka besarnya biaya modal rata-rata dari tambahan modal tersebut (marginal cost
of capital) dapat ditentulan sebagai berikut :
Komponen Jumlah
Modal Biaya Jumlah Biaya
(1) (2) (3) (4=2x3)
Hutang Jangka Panjang Rp 22.000,- 0,03 Rp 660,-
Saham Preferen Rp 1.000,- 0,06 Rp 60,-
Modal Sendiri Rp 77.000,- 0,111 Rp 8.547,-
Jumlah Rp
100.000,- Rp 9.267,-
Weighted Cost of Capital. = Rp
9.267,- / Rp 100.000 = 9,30%
7. Biaya Penggunaan Dana yang berasal dari
Depresiasi :
Besarnya biaya penggunaan dana
yang berasal dari depresiasi (cost of depreciation)
adalah sama besarnya dengan biaya modal
rata-rata sebelum menggunakan dana yang berasal dari emisi saham baru. Oleh
karena biaya penggunaan dana yang berasal dari depresiasi ini sama besarnya
dengan biaya modal rata-rata, maka biaya dana depresiasi itu tidak diikutkan
dalam perhitungan biaya modal rata-rata.
sangat bagus dalam mendapatkan keuntungan
BalasHapus