Sabtu, 17 September 2011

TOTAL MARKETING KANSEP

TOTAL MARKETING KONSEP


B = Behavior                         punya nilai : Relegius value, social Theoritical,
D = Desire                             Economic, Political, Aeshtetical (indah).
I   = Interest
N = Needs



 

                    D                                             Area/Geography
B                  I       Demand                            Demography
                    N                                             Psychography


 




  1. Price                                 1. Planning
  2. Product                             2. Organizing
  3. Place                                3. Aktuating
  4. Promotion                         4. Controlling
  5. Power                               5. Staffing
  6. P.R


Power :
1.    Technological/expert power             Penguasaan Teknologi
2.    Economical Power         Dana untuk menopang/mendorong pemasaran
3.    Socaial Power            Menjalin dengan Tokoh Masyarakat.
4.    Polical Power           Pendekatan kepada Penguasa/Birokrat.

Personal Relainship / Public Relation                                    Sales Person,
yang memiliki cirri-ciri :
1.    Memiliki Self Confidence yang tinggi
2.    Memiliki Kemampuan Rencana kerja
3.    Memiliki Orientasi berfikir dan bekerja sama secara produktif
4.    Memiliki Pandangan jauh ke depan
5.    Memiliki Tingkat Cederdasan yang baik
6.    Memiliki Technical Knwoledge atas produk dan jasa
7.    Pandai Bergaul dan memiliki pergaulan yang luas di masyarakat.




BIAYA BERSAMA

HARGA POKOK PRODUK BERSAMA
DAN PRODUK SAMPINGAN


Pengertian :

Biaya bersama/biaya bergabung (common cost) dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama (joint overhead cost) yang harus dialokasikan ke berbagai departemen baik dalam perusahaan yang operasinya berdasarkan pesanan (job order) maupun yang operasinya bersifat kontinyu.

Biaya produk bersama (joint product cost), yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat di mana berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Biaya bersama ini terdiri dari biaya bahan baku , biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

1      JOINT COST (Biaya Produk Bersama) ialah : Biaya sejak awal proses, meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik,yang dikeluarkan untuk mengelola beberapa jenis produk.
2      JOINT PRODUCT (Produk Bersama) ialah : Dua atau lebih jenis produk yang diproduksi secara bersama-sama dalam satu rangkaian proses produksi dan masing-masing produk mempunyai harga jual yang relatif sama.
3      By-Product (Produk Sampingan) ialah : Produk yang diproduksi bersama-sama dengan produk lain, tetapi mempunyai harga jual yang relatif rendah dari produk lainnya. Dengan demikian dasar pembedaan antara produk utama dengan produk sampingan adalah harga jual.
4      Co-Product (Ko-Produk) ialah : Dua atau lebih jenis produk yang diproses pada waktu yang sama, tetapi baik proses maupun bahan bakunya berbeda.




AKUNTANSI PRODUK SAMPINGAN :

Untuk pencatatan produk sampingan terdapat 2 (dua) Metode sebagai berikut:
1      Metode yang hanya melakukan pencatatan terhadap hasil penjualan produk sampingan, tanpa menghitung harga pokok produk sampingan tersebut (metode tanpa harga pokok/Non Cost Methode).
2      Metode yang membebankan biaya-biaya produksi ke produk utama dan produk sampingan (metode harga pokok/Cost Method). Dalam metode ini biaya-biaya produksi dialokasikan baik ke produk utama maupun produk sampingan.


METODE TANPA HARGA POKOK

Dalam metode ini terdapat beberapa cara perlakuan terhadap hasil penjualan produk sampingan :
a.    Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pendapatan lain-lain.
b.    Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai tambahan terhadap hasil penjualan produk utama. Dengan demikian dalam cara ini pendapatan usaha bertambah.
c.    Penjualan produk sampingan diperlakukan mengurangi harga pokok penjualan.
d.    Hasil penjulan produk sampingan dikurangkan ke total biaya produksi (metode nilai pasar/reversal cost method). Dalam metode ini, yang dikurangkan ke total biaya produksi bukan harga jual seperti metode sebelumnya, tetapi taksiran/nilai jual produk sampingan.


AKUNTANSI PRODUK BERSAMA

Masalah akuntansi dalam produk bersama ialah masalah pembebanan biaya produksi ke masing-masing produk yang dihasilkan. Dalam hal ini terdapat beberapa metode untuk mengalokasikan  biaya bersama ke masing-masing produk, sebagai berikut :

1      Metode satuan pisik
2      Metode rata-rata biaya per satuan
3      Metode nilai juial relatif









Contoh : 1
PT  EKA RAHAYU selama tahun 20XX  mengeluarkan biaya-biaya produksi sebesar Rp 6.000.000,00. Dengan biaya produksi tersebut selama tahun 20XX, dihasilkan produk bersama, sebagai berikut :

No
Jenis Produk
Jumlah Produk
Harga Jual Satuan

Pemakaian
BahanBaku

1
A
3.000
  Rp 1.250,00
     2.400 Kg
2
B
2.000
  Rp 1.200,00
     1.200 Kg
3
C
1.500
  Rp    700,00
        800 Kg
4
D
3.500
  Rp    800,00
     3.600 Kg

Pertanyaan :
Hitungkah Harga Pokok Produksi untuk tiap-tiap jenis produk, seperti metode tersebut di atas.

Contoh : 2

PT  DWI RAHAYU selama tahun 20XX  mengeluarkan biaya-biaya produksi sebesar Rp 6.000.000,00. Dengan biaya produksi tersebut selama tahun 20XX, dihasilkan data produksi dan data akuntansi, sebagai berikut :

1      Pproduk Utama 4.000 unit, harga jual Rp 2.250,00 per unit, hanya terjual 3.800 unit.
2      Produk Sampingan 800 unit, harga jual Rp 550,00 per unit, terjual habis.
3      Biaya Penjualan Rp 1.250.000,00
4      Biaya Umum & Administrasi Rp 750.000,00

Saudara Diminta :
1      Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pendapatan lain-lain.
2      Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai penambah hasil penjualan produk utama.
3      Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang Harga Pokok Penjualan.
4      Hasil penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang total biaya produksi.
5      Nilai jual produk sampingan mengurangi total biaya produksi: Dalam hal ini produk sampingan nilai jualnya ditaksir Rp 640.000,00 dengan laba kotor ditaksir 10%, biaya penjualan 5% sedangkan biaya pengolahan produk sampingan setelah titik pisah ditaksir sebesar Rp 60.000,00.

Selasa, 13 September 2011

TVM

TIME VALUE OF MONEY
(NILAI WAKTU DARI UANG)

Sebelum membicarakan masalah investasi dalam aktiva tetap, perlulah lebih dahulu kita membicarakan factor bunga (interest factor). Sebagaimana diketahui investasi dalam aktiva tetap adalah bersifat jangka panjang. Ini berarti bahwa dana yang tertanam dalam aktiva tetap akan kembali secara berangsur-angsur dalam jangka waktu panjang. Apakah sejumlah uang yang akan diterima dari hasil investasi pada akhir tahun ketiga misalnya, akan sama nilainya dengan sejumlah uang yang sama yang kita miliki pada hari ini? Hal ini adalah menyangkut “nilai waktu dari uang” (time value of money). Apabila kita tidak memperhatikan nilai waktu dari uang maka uang sebesar Rp 1.000.000,- yang akan kita terima pada akhir tahun depan adalah sama saja nilainya dengan  uang sebesar Rp 1.000.000,- yang kita miliki sekarang. Lain halnya jika kita memperhatikan nilai waktu dari uang, maka nilai uang Rp 1.000.000,- sekarang adalah lebih tinggi dari pada uang Rp 1.000.000,- yang akan terima pada akhir tahun depan. Sebab jika kita memiliki uang sebesar Rp 1.000.000,- sekarang, dapat disimpan di Bank dengan mendapatkan bunga misalnya 8% per tahunnya, sehingga pada akhir tahun uang tersebut akan menjadi 1.080.000,- Jadi uang sebesar Rp 1.000.000,- sekarang nilainya sama dengan Rp 1.080.000,- pada akhir tahun.
Sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kompensasi terhadap apa yang dapat diperoleh dengan penggunaan uang tersebut ialah apa yang disebut “bunga”.
Dalam hubungan itu perlulah kita memahami konsep “bunga majemuk” (compound interest) dan “nilai sekarang “present value”, yang merupakan  topic dalam “mathematics of finance”.  Konsep tersebut mempunyai arti yang sangat penting di dalam studi kelayakan bisnis.


“Nilai Manjemuk” (compound value dan “Nilai Sekarang” (present value)

Nilai Majemuk
Nilai Majemuk (“compound value” atau “ending amound”) dari sejumlah uang adalah merupakan penjumlahan dari uang pada permulaan periode atau sejumlah modal pokok dengan jumlah bunga yang diperoleh selama periode tersebut dan secara aljabar dapat dipormulasikan sebagai berikut :

               V   =   P + I
                    =   P + Pi
                    =   P (1 + i)

Di mana :
P = jumlah uang pada permulaan periode, atau modal pokok
i = suku bunga/tingkat bunga
I = jumlah bunga dalam uang yang diperoleh selama periode tertentu
V = jumlah akhir  atau jumlah P + I

Secara umum rumusnya adalah : Vn = P (1 + i)n

Contoh : 1

Seseorang menyimpan uang sebesar Rp 1.000.000,- di Bank dengan suku bunga 6% setahunnya.
Dengan mengeterapkan rumus tersebut maka jumlah uang pada akhir tahun pertama adalah :

V = Rp 1.000.000,- (1+0,06)
   = Rp 1.000.000,- (1,06) = Rp 1.060.000,-

Apabila uang terebut tetap disimpan di Bank selama lima tahun atas dasar bunga berbunga atau bunga majemuk, maka jumlah uang pada akhir tahun ke lima adalah :

V = P (1+i)5 = Rp 1.000.000,- (1,06)5
   = Rp 1.000.000,- (1,338226)
   = Rp 1.338.226,-


Apabila kita menghitung satu persatu maka perhitungannya akan Nampak seperti di bawah ini :

Tahun
Jumlah Permulaan
Dikalikan dengan
Jumlah Akhir
( P )
( 1 + i )
( V )
1
Rp 1.000.000,-
1,06
Rp 1.060.000,-
2
Rp 1.123.600,-
1,06
Rp 1.123.600,-
3
Rp 1.191.016,-
1,06
Rp 1.191.016,-
4
Rp 1.262.477,-
1,06
Rp 1.262.477,-
5
Rp 1.338.226,-
1,06
Rp 1.338.226,-

Nilai Sekarang (Present Value)
Jika “compound value” dimaksudkan untuk menghitung jumlah uang pada akhir suatu periode diwaktu mendatang, maka “present value” sebaliknya dimaksudkan untuk menghitung besarnya jumlah uang pada permulaan periode atas dasar tingkat bunga tertentu dari suatu jumlah yang akan diterima beberapa waktu kemudian. Sebagimana diuraikan di atas jika kita memperhatikan nilai waktu dari uang, uang sebesar Rp 1.000.000,- yang akan kita terima pada akhir tahun depan atas dasar tingkat bunga tertentu, nilainya pada permulaan periode adalah lebih kecil dari Rp 1.000.000,- atau dengan kata lain, nilai sekarangnya (“present value”-nya) lebih kecil dari Rp 1.000.000,-.
Dengan demikian kalau “nilai majemuk” menghitung jumlah akhir pada akhir periode dari sejumlah uang yang kita miliki sekarang atas dasar tingkat bunga tertentu, “nilai sekarang” menghitung nilai pada waktu sekarang sejumlah uang yang baru akan kita miliki beberapa waktu kemudian. Dengan demikian maka cara menghitung “present value”, adalah sebaliknya dari cara menghitung “compound value” yaitu dengan  rumus :

                         V                     1
P =                  =  V
                   (1 + i) n             (1 + i) n



Contoh: 2

Tentukan berapa besarnya nilai sekarang (present value) dari uang sebesar Rp 1.262.000,- yang akan kita terima pada akhir empat tahun yang akan datang atas dasar bunga majemuk 6%

                                                    Rp 1.262.000,-
Nilai sekarangnya adalah : P =
                                                      (1 + 0,06)4

                                                     Rp 1.262.000,-
                                          P =
                                                        (1,262)

                                             = Rp 1.000.000,-

Ini berarti bahwa uang sebesar Rp 1.000.000,- yang kita miliki sekarang kalau disimpan di Bank dengan bunga majemuk 6% per tahunnya, jumlah pada akhir tahun ke 4 adalah sebesar Rp 1.262.000,-. Berapa nilai sekarang dari uang sebesar Rp 1.000.000,- yang akan terima pada akhir tahun ketiga atas dasar suku bunga majemuk 4%?


                                             Rp 1.000.000,-
Jawabannya adalah : P =                          
                                               (1 + 0,04)3


                                            Rp 1.000.000,-
                                  P =                               = Rp 889.000,-
                                             (1.12486)


Ini berarti bahwa uang sebesar Rp 889.000,- kalau disimpan di Bank dengan suku bunga 4% per tahunnya pada akhir tahun ke tiga jumlah akhirnya akan menjadi Rp 1.000.000,-

Nilai Majemuk dari “annuity”
Suatu “annuity” adalah deretan (series) pembayaran dengan jumlah uang yang tetap selama sejumlah tahun tertentu. Setiap pembayaran dilakukan pada akhir tahun. Misalnya kita menabung setiap tahunnya sebesar Rp 1.000.000,- selama 4 tahun dengan suku bunga majemuk 6% per tahunnya. Pembayaran pertama dilakukan pada akhir tahun pertama, yang kedua pada akhir tahun kedua, dan seterusnya.
Berapa jumlah majemuk (compound sum) dari tabungan tersebut selama 4 tahun tersebut?
Untuk lebih jelasnya dapatlah digambarkan sebagai berikut :

                               0                 1                    2                  3                    4


 

                                                             Rp 1.000.000,-   Rp 1.000.000,-   Rp 1.000.000,-              Rp 1.000.000,-
Pemabayaran-                                                                                                
                                                                                                                                     Rp 1.060.000,-
Pembayaran :                                                                                                
                                                                                                                                    Rp 1.123.600,-
                                                                                                                   
                                                                                                                             Rp 1.191.016,-
                                                                                                                   
             Jumlah majemuk (compound sum) ………………………...   Rp 4.374.616,-


Apabila nilai majemuk dari masing-masing pembayaran dijumlahkan, totalnya adalah jumlah dari “annuity”

Secara aljabar dapat dituliskan rumusnya seperti Nampak di bawah ini, di mana “Sn” adalah jumlah majemuk (compound sum), “R” sebagai penerimaan secara periodic, dan “n” adalah panjangnya “annuity”

Sn = R1 (1+i)n-1 + R2(1+i)n-2 + ……. + R(1+i)1 + R(1+i)0

= R[(1+i)n-1+(1+i)n-2 + …….. +(1+i)1 + (1+i)0]

Apabila contoh tersebut diterapkan pada rumus tersebut maka hasilnya adalah sebagai berikut :

Sn = Rp 1.000.000,- [(1,06)4-1 + (1,06)4-2 + (1,06)1 + 1]
    = Rp 1.000.000,- [(1,06)3 + (1,06)2 + (1,06)1 + 1]
    = Rp 1.000.000,- [(1.191016) + (1,1236) + (1,06) + 1]
    = Rp 1.000.000,- (4,374616) = Rp 4.374.616


Atau dengan rumus :

                                                              (1 + i)n -1
Nilai majemuk “annuity”  =                         X  P
                                                                    i

                                          (1+0,06)4 - 1
Nilai majemuk =                            X Rp 1.000.000
                                               0,06

                                         (1,26247696) - 1
Nilai majemuk =                                  X  Rp 1.000.000
                                                 0,06

                                         (0,26247696)
Nilai majemuk =                             X  Rp 1.000.000
                                                0,06
                                  
Nilai majemuk =   4,374616 X  Rp 1.000.000

Nilai majemuk =  Rp 4.374.616


Nilai Sekarang dari suatu “annuity”
Cara menghitung “present value” dari suatu “annuity” adalah sebaliknya dari cara menghitung “compound sum” dari suatu “annuity”. Misalnya seseorang menawarkan kepada kita 4 tahun “annuity” dari Rp 1.000.000,- setahunnya atas dasar bunga 6% atau sejumlah uang tertentu sekarang. Berapa besarnya jumlah uang tertentu sekarang atau dengan kata lain berapa “present value” dari jumlah penerimaan-penerimaan selama tahun tersebut, dapatlah digambarkan sebagai berikut :

                                                              Akhir tahun

                             0                 1                    2                    3                    4
Present                            Rp 1.000.000,-          Rp 1.000.000,-           Rp 1.0000.000,-      Rp 1.000.000,-
Value dari
Penerimaan- Rp 943.396,-
Penerimaan
                      Rp 889.996,-

                      Rp 839.619,-

                      Rp 792.094,-

Jumlah       Rp 3.465.105,-


Atau dengan rumus :
                                                     1
                                                          - 1
Present Value “Annuity” =   (1 + i)n          X P


 

                                                    i

                                                      1
                                                              - 1
Present Value “Annuity” =      (1 + 0,06)4              X Rp 1.000.000,-


 

                                                   0,06

                                                        1
                                                                   - 1
Present Value “Annuity” =       (1,26247696)            X Rp 1.000.000,-


 

                                                        0,06

                                                
                                        0,792093663238  - 1
Present Value “Annuity” =                                          X  Rp 1.000.000,-
                                                         0,06

                                       0,207906336762
Present Value “Annuity” =                                  X  Rp 1.000.000,-
                                                   0,06  


Present Value “Annuity” =   3,4651056127  X  Rp 1.000.000,-

Present Value “Annuity” =   Rp 3.465.105,-


Present Value dari penerimaan pertama adalah :

R (1/1+i) = Rp 1.000.000,- (1/1,06)1
              = Rp 1.000.000,- (0,943396) = Rp 943.396,-


Present Value dari penerimaan kedua :

R (1/1+i)2 = Rp 1.000.000,- (1/1+0,06)2
                = Rp 1.000.000,- (0,889996) = Rp 889.996,- dan seterusnya.

Dengan demikian maka P.V. dari suatu annuity dari N tahun yang dinyatakan sebagai An dapat dituliskan persamaannya sebagai berikut :

An = R(1/1+i)1 + R(1/1+i)2 + ………………………….. + R(1/1+i)n

Apabila contoh tersebut di atas diterapkan pada rumus di atas maka hasilnya adalah sebagai berikut :

An = Rp.1000.000,-/(1,06)1 + Rp 1.000.000,-/(1,06)2 + Rp 1.000.000,-/(1.06)3 +     Rp 1.000.000,-/(1,06)4

    = Rp 1.000.000,-/(1,06) + Rp 1.000.000,-/(1,1236) + Rp 1.000.000,-/(1.191016) + Rp 1.000.000,-/(1,26247696)

   = Rp 943.396,- + Rp 889.996,- + Rp 839.619,- + Rp 792.094,-

   = Rp 3.465.105